Yang baku itu bukan akte, melainkan akta.
Yang baku itu bukan akutansi, melainkan akuntansi.
Yang baku itu bukan ambulan, melainkan ambulans.
Yang baku itu bukan antri, melainkan antre.
Yang baku itu bukan asset, melainkan aset.
Yang baku itu bukan astronot, melainkan astronaut (antariksawan).
Yang baku itu bukan atlit, melainkan atlet.
Yang baku itu bukan bahula atau bahelak, melainkan baheula (dahulu kala atau kuno).
Yang baku itu bukan balan, melainkan balans.
Yang baku itu bukan bandret, melainkan bandrek.
Yang baku itu bukan bathil, melainkan batil.
Yang baku itu bukan belakin atau pelangkin, melainkan belangkin.
Yang baku itu bukan bludak, melainkan beludak.
Yang baku itu bukan beludu, melainkan beludru.
Yang baku itu bukan bronjong, melainkan beronjong.
Yang baku itu bukan brondong, malinkan berondong.
Yang baku itu bukan bis, melainkan bus.
Yang baku itu bukan borak atau borax, melainkan boraks.
Yang baku itu bukan botok, melainkan botoks (suntik protein untuk mengencangkan kulit).
Yang baku itu bukan bredel atau breidel, melainkan beredel.
Yang baku itu bukan Budha, melainkan Buddha.
Yang baku itu bukan cabe, melainkan cabai.
Yang baku itu bukan fengshui atau feng-shui, melainkan fengsui.
Yang baku itu bukan cafe atau coffee, melainkan kafe.
Yang baku itu bukan capcay, melainkan capcai.
Yang baku itu bukan China, melainkan Cina.
Yang baku itu bukan daulah, melainkan daulat.
Yang baku itu bukan dekrit, melainkan dekret.
Yang baku itu bukan ekscavator, melainkan ekskavator.
Yang baku itu bukan ekspose, melainkan ekspos (yang artinya beber atau pamer).
Yang baku itu bukan ekspos, melainkan ekspose (yang artinya pernyataan secara formal).
Yang baku itu bukan gono-gini, melainkan gana-gini.
Yang baku itu bukan gonseng, melainkan gongseng (sangrai).
Yang baku itu bukan hapal, melainkan hafal.
Yang baku itu bukan hembus, melainkan embus.
Yang baku itu bukan himpit, melainkan impit.
Yang baku itu bukan hisap, melainkan isap.
Yang baku itu bukan horisontal, melainkan horizontal.
Yang baku itu bukan hutang, melainkan utang.
Yang baku itu bukan ijasah atau izajah, melainkan ijazah.
Yang baku itu bukan indek, melainkan indeks.
Yang baku itu bukan Kakbah atau Kaabah, melainkan Ka'bah.
Yang baku itu bukan kadhi, melainkan kadi.
Yang baku itu bukan kharisma, melainkan karisma.
Yang baku itu bukan kaos, melainkan kaus.
Yang baku itu bukan kran, melainkan keran.
Yang baku itu bukan khasanah, melainkan khazanah.
Yang baku itu bukan keyboard atau kibod, melainkan kibor.
Yang baku itu bukan komplek, melainkan kompleks.
Yang baku itu bukan kontruksi, melainkan konstruksi.
Yang baku itu bukan kofisien, melainkan koefisien.
Yang baku itu bukan konsleting, melainkan korsleting (hubungan arus pendek listrik).
Yang baku itu bukan kwetansi atau kwitansi, melainkan kuitansi.
Yang baku itu bukan kuatir, melainkan khawatir.
Yang baku itu bukan latek, melainkan lateks.
Yang baku itu bukan likuifaksi, melainkan likuefaksi (pembuburan tanah akibat beban getaran gempa).
Yang baku itu bukan lobang, melainkan lubang.
Yang baku itu bukan mamfaat, melainkan manfaat.
Yang baku itu bukan mancis, mecis, atau cantik, melainkan macis.
Yang baku itu bukan mahkamah syariah, melainkan mahkamah syar'iyah (bahasa hukum di UU Pemerintahan Aceh).
Yang baku itu bukan mas kawin, melainkan maskawin.
Yang baku itu bukan matrik atau metrik, melainkan matriks.
Yang baku itu bukan merk, melainkan merek (jenama).
Yang baku itu bukan merjer, melainkan merger.
Yang baku itu bukan mukzijat atau mujizat, melainkan mukjizat.
Yang baku itu bukan mucikari, melainkan muncikari.
Yang baku itu bukan musrembang, melainkan musrenbang.
Yang baku itu bukan nafas, melainkan napas.
Yang baku itu bukan otentik, melainkan autentik.
Yang baku itu bukan otopsi, melainkan autopsi.
Yang baku itu buka otobiografi, melainkan autobiografi.
Yang baku itu bukan pelakat, melainkan plakat.
Yang baku itu bukan plat, melainkan pelat.
Yang baku itu bukan plonco, melainkan pelonco.
Yang baku itu bukan personil, melainkan personel.
Yang benar itu bukan pledoi, melainkan pleidoi.
Yang baku itu bukan Perancis, melainkan Prancis.
Yang baku itu bukan petromak, melainkan petromaks.
Yang baku itu bukan pizza, melainkan piza.
Yang baku itu bukan resleting, melainkan ritsleting.
Yang baku itu bukan respon, melainkan respons.
Yang baku itu bukan relak, melainkan relaks.
Yang baku itu bukan rilek, melainkan rileks.
Yang baku itu bukan ridha atau ridho, melainkan rida.
Yang baku itu bukan romusha, melainkan romusa (orang yang dipaksa kerja di zaman pendudukan Jepang).
Yang baku itu bukan sebahagian, melainkan sebagian.
Yang baku itu bukan sate, melainkan satai.
Yang baku itu bukan sele atau sale, melainkan salai.
Yang baku itu bukan sereh atau sere, melainkan serai.
Yang baku itu bukan sertipikat, melainkan sertifikat.
Yang baku itu bukan siomay atau somai, melainkan siomai.
Yang baku itu bukan strongkeng atau strongking, melainkan stromking.
Yang baku itu bukan toge, melainkan tauge.
Yang baku itu bukan toke, melainkan tauke.
Yang baku itu bukan touco atau taoco, melainkan tauco.
Yang baku itu bukan terlantar, melainkan telantar.
Yang baku itu bukan terlanjur, melainkan telanjur.
Yang baku bukan tir, melainkan ter (belangkin).
Yang baku itu bukan thumbler, melainkan tumbler.
Yang baku itu bukan tropi atau trophy, melainkan trofi.
Yang baku itu bukan trubador, melainkan trubadur (penyanyi lagu-lagu cinta terhadap wanita bangsawan).
Yang baku itu bukan ummat, melainkan umat.
Demikian, sedekah kata dalam rangka Hardikda Aceh.
Semoga bermanfaat.
6 September 2023
YD
إرسال تعليق